Kamis, 27 Februari 2014

peran seorang playmaker dalam sepak bola


Playmaker sering didefinisikan sebagai pemain yang memiliki daya magis dan kreativitas tinggi. Beberapa pengamat sepakbola menyebutkan playmakeradalah pemain yang berposisi di sentral lapangan tengah. Teori ini benar karena memang rata-rata playmaker adalah seorang gelandang. Namun, saya memiliki paham yang agak sedikit berbeda dan lebih spesifik mengenai playmaker. Bagi saya, playmaker adalah pemain yang paling banyak menyentuh bola (hold ball) dan yang paling sering menuntaskan operan (pass completed). Secara statistik, kedua variabel itu biasanya "dikuasai" oleh si playmaker. Dan oleh karenanya pula, atas dasar variabel hold ball, playmaker biasanya adalah pemain-pemain yang menonjol secara skill individu. Anda tidak akan bisa menahan bola lama-lama, jika tidak punya skill individu yang mumpuni.

Atas dasar kedua variabel di atas, berarti ada kemungkinan si playmaker tidak hanya beroperasi di lini tengah. Gaizka Mendieta, misalnya, eks kapten Valencia dan Lazio, adalah tipikal playmaker yang "ada di mana-mana". Mendieta adalah tipikal pemain yang sangat mobil kala itu. Ia menjelajah hampir seluruh sudut lapangan demi menjalankan sistem operas” timnya. 

Francesco Totti adalah contoh playmaker lain yang bukan seorang gelandang tengah. Ia bahkan sering dimainkan sebagai striker. Ada pula nama-nama lain yang sering diperhitungkan sebagai playmaker di masanya dan memiliki posisi bukan gelandang tengah sentral, seperti Franz Beckenbauer (libero/sweeper 3-5-2), Matthias Sammer (sweeper 3-5-2), Johan Cruyff (free role 'total footballer' 4-3-3), Pele (second striker 4-2-4), David Beckham (right wing midfielder 4-4-2), Luis Figo (right wing forward/midfielder), dan Rui Costa (free role attacking midfielder 4-3-1-2). 

Ada satu fenomena yang tak terlupakan, saya ingat sekali, pertandingan antara Belanda vs Portugal di penentuan kualifikasi Piala Dunia 2002, di mana ketika itu dua kreator utama permainan Portugal, Luis Figo dan Rui Costa, justru bermain aktif di kedua sayap, yang akhirnya sukses membuat Belanda gagal lolos ke Korea-Jepang. Contoh-contoh tersebut membuktikan bahwa playmaker bukanlah posisi, melainkan karakter.

Secara filosofis-analitis, seorang playmaker harus fasih dalam menahan bola (hold ball) dan mengoper bola (pass completed). Oleh karenanya, dari segi variabel hold ball, seorang playmaker harus pandai "bergoyang" dan pintar dalam mengubah arah bola. Mereka umumnya tidak kesulitan ketika ditekan 1 atau 2 pemain sekaligus. Pemain-pemain seperti ini memiliki potensi yang besar untuk menjadi playmaker yang handal. 
Berikut peringkat Playmaker Terbaik Dunia 2013 versi IFFHS:

1. Andres Iniesta (Barcelona) - 132 poin
2. Mesut Oezil (Real Madrid/Arsenal) - 94 poin
3. Andrea Pirlo (Juventus) - 78 poin
4. Bastian Schweinsteiger (Bayern Muenchen) - 61 poin
5. Xavi Hernandez (Barcelona) - 56 poin
6. Yaya Toure (Manchester City) - 21 poin
7. Toni Kroos (Bayern Muenchen) - 10 poin
8. David Silva (Manchester City) dan Juan Mata (Chelsea) - 6 poin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar