Selasa, 06 Mei 2014

5 club besar yang paling dibenci di dunia

Anda penggemar Manchester United, Juventus, Inter Milan, Barcelona, dan Real Madrid? Ya, kelima klub besar ini memang memiliki penggemar fanatik paling bejibun di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Tetapi tahukah Anda, lima klub besar yang paling dibenci di dunia? Jawabannya ya lima klub itu juga. Sebagian dibenci penggemarnya sendiri, meski sebagian besar dibenci penggemar klub yang menjadi musuh bebuyutannya.
Kaya prestasi, bergelimang uang, serta dipenuhi pemain bintang, memang membuat klub sepak bola menjadi begitu ditakuti oleh lawan-lawannya. Bahkan faktor finansial bisa mempengaruhi sebuah tim untuk meraih gelar bergengsi.
Tim-tim besar Eropa selalu menargetkan menyapu bersih semua gelar pada setiap musim kompetisi. Tetapi justru karena prestasi yang luar biasa itulah, banyak pula yang membenci klub tersebut. Berikut ini lima klub sepakbola yang paling dibenci di dunia, yang kebetulan semuanya dari Eropa.
1. Manchester United
manchester united
—-
Tidak bisa dipungkiri lagi kalau Manchester United (MU) merupakan Raja Liga Primer Inggris. Koleksi 19 gelar juara Liga Primer menjadi bukti kehebatan Setan Merah. Namun, di balik kegemilangan pasukan Old Trafford, banyak sekali orang yang tidak menyukainya.
Bahkan, begitu bencinya terhadap MU, seorang pria bernama George Atkinson meninggalkan wasiat untuk menuliskan sesuatu pada batu nisannya.
Dan, begitu lelaki itu meninggal pada umur 71 tahun, pada batu nisan tertulis kalimat seperti ini: “I would rather be here than at Old Trafford.” Artinya, kurang lebih, “Saya lebih memilih berada di sini daripada di Old Trafford”.
3. Juventus
juventus
—-
Juventus termasuk salah satu klub legendaris di Italia. Dalam dua musim terakhir, pasukan Antonio Conte ini tampil sebagai jawara Liga Serie A.
Namun, Juventus juga merupakan klub paling dibenci oleh publik Italia. Semua ini gara-gara skandal pengaturan skor, atau biasa disebut calciopoli, pada musim kompetisi 2005/2006.
Akibat kejadian itu, gelar juara Liga Serie A yang diraih Juventus saat itu langsung dicopot. Tak hanya itu, Federasi Sepak Bola Italia juga melempar Si Nyonya tua ke Liga Serie B.
Hanya setahun di kasta kedua, Bianconeri kembali ke Serie A setelah menjadi jawara Serie B. Bahkan setelah sempat didominasi Inter Milan, Gianluigi Buffon dan kawan-kawan kembali menguasai Serie A dalam dua musim terakhir ini.
Kendati demikian, memori penggemar sepakbola di Italia tak akan pernah melupakan skandal 2006. Tak heran jika kaum pembencinya sangat banyak. Bahkan, gelar juara dalam dua musim terakhir pun makin menambah kebencian mereka, terutama dari para penggemar klub-klub yang menjadi seteru abadinya beratnya seperti AC Milan, Inter Milan, dan AS Roma.
3. Inter Milan
inter milan
—-
Dalam skandal calciopoli 2006, Internazionale alias Inter Milan sempat disebut-sebut terlibat, seperti halnya Juventus. Namun dalam penyelidikan intensif, tidak ada bukti yang menguatkan tuduhan itu. Jadi, Inter lolos dari sanksi Federasi Sepak Bola Italia, dan hanya Juve yang dipastikan terlibat.
Tanpa kehadiran Juventus yang terdegradasi ke Liga Serie B, Inter pun melenggang mulus di Serie A. Puncaknya, tim kini yang dimiliki Erick Thohir (pengusaha muda asal Indonesia) ini berhasil meraih treble winners pada tahun 2010: Liga Serie A, Copa Italia, dan Liga Champions Eropa.
Justru prestasi itulah yang membuat klub ini sangat dibenci, terutama dari penggemar AC Milan yang sejak dulu memang menjadi musuh sekota, serta penggemar Juventus yang gelarnya pernah dicopot dan diberikan kepada Inter Milan.
Hal lain yang membuat Nerazzurri makin dibenci adalah rasa iri dari fans klub lain. Sebab Inter Milan menjadi satu-satunya klub di Italia yang belum pernah tampil di Liga Serie B. Klub raksasa seperti AC Milan, Juventus, AS Roma, Sampdoria, Napoli, dan Fiorentina, semuanya pernah terpuruk di kasta kedua kompetisi sepakbola Italia tersebut. Oalah….
4. Barcelona
barcelona
—-
Barcelona saat ini tercatat sebagai klub sepakbola terhebat di Planet Bumi. Hebatnya lagi, selama ini klub tersebut lebih mengandalkan para pemain hasil binaan akademinya sendiri.
Upaya Los Blaugrana untuk menciptakan pemain bintang memang berhasil. Andres Iniesta, Fabregas, Xavi Hernandez, dan Lionel Messi adalah produk asli Akademi Sepakbola Barcelona.
Berkat metode inilah, Tim Catalan menjadi klub paling ditakuti di seluruh dunia, sebelum akhirnya Bayern Muenchen berhasil menghentikan kedigdayaannya. Dalam satu dekade terakhir, Barcelona sukses meraih enam gelar La Liga, dua trofi Piala Raja Spanyol, serta tiga mahkota Liga Champions Eropa.
Selain itu, Tim Catalan memiliki Lionel Messi yang empat tahun berturut-turut meraih penghargaan Ballon d’Or. Hal itulah yang membuat tim bermarkas di Stadion Camp Nou dibenci banyak orang. Kaum pembenci umumnya berasal dari pendukung fanatik Real Madrid di seluruh dunia.
6. Real Madrid
real madrid
—-
Real Madrid juga menjadi tim paling dibenci, bukan hanya oleh penggemar Barcelona, melainkan juga oleh fannya sendiri. Hal itu terutama terjadi dalam masa kepemimpinan Ramon Calderon.
Pada tahun 2008, Calderon berjanji kepada Madridista untuk mendatangkan tiga pemain bintang: Cristiano Ronaldo, Ricardo Kaka, dan Santi Cazorla. Ketiganya dianggap menjadi amunisi penting untuk mewujudkan impian merebut trofi Liga Champions Eropa, yang sudah lama tak pernah diraih lagi.
Tetapi janji itu pada akhirnya hanya menjadi bualan Calderon saja. Tidak ada seorang pun dari ketiga pemain bintang itu yang berlabuh ke Stadion Santiago Bernabeu.
Dalam pemilihan presiden Real Madrid (2009), Calderon tak terpilih lagi. Muncullah penggantinya, Florentino Perez, yang langsung bertindak cepat. Ronaldo dan Kaka berhasil diboyong ke Santiago Bernabeu. Adapun Cazorla saat itu tetap bertahan di Atletico Madrid, sampai akhirnya hijrah ke Arsenal sejak 2012 hingga sekarang.
Timnas Yunani juga dibenci
timnas yunani
Timnas Yunani saat menjuarai Piala Eropa 2004 di Portugal.
—-
Selain klub, ada juga tim nasional yang paling banyak dibenci, yaitu Yunani. Hal itu terjadi pada tahun 2004, saat pasukan Otto Rehhagel yang tidak dijagokan sukses menjuarai Piala Eropa, menaklukkan  tuan rumah Portugal dengan skor 1-0 di partai puncak.
Selain Portugal, sejumlah tim kuat juga berhasil dibekuk Yunani. Di fase grup, mereka juga menekuk Portugal 2-1, dan menahan imbang Spanyol 1-1. Namun mulai babak 16 besar yang menggunakan sistem knock-out, laju Yunani seperti tak tertahankan lagi.
Tim-tim kuat seperti juara bertahan Prancis ditekuk 0-1. Republik Ceko yang diperkuat Pavel Nedved pun disikat dengan skor yang sama. Hal serupa kembali terjadi di partai final, mengalahkan Portugal juga dengan skor 1-0.
Begitu bencinya, banyak yang menganalisis kemenangan Yunani hanya secara kebetulan, meski itu terjadi beberapa kali sejak fase grup. Kebencian makin memuncak, mengingat Yunani menampilkan permainan ultra-defensif yang sangat membosankan saat berlaga di parta final.
Tapi, para pembenci yang paling menderita adalah mereka yang kalah bertaruh. Pasar taruhan saat itu hanya mengunggulkan Yunani mulai dari level 80:1 hingga hanya 1:150.
Aha, para pembenci tidak sadar kalau bola itu bundar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar